Langsung ke konten utama

Inilah 5 Alasan Mengapa Kamu Harus Punya Rumah Sendiri Sebelum Umur 40an

Sebelum usia 40an bisa dibilang sebagai periode emas bagi para anak muda di zaman millennial. Berada pada puncak usia produktif, mereka umumnya sudah memiliki jenjang karir yang baik dengan penghasilan tinggi pula.


Selain kebutuhan hidup sehari-hari tercukupi, barang mahal yang diidam-idamkan pun sudah mampu dibeli. Sayangnya seiring pergeseran tren gaya hidup ke arah hedonisme, kenyamanan finansial yang diraih kerap digunakan untuk belanja, beli gadget terbaru, travelling ke luar negeri, atau membeli kendaraan daripada cari rumah atau properti untuk investasi.

Seringkali mereka mengesampingkan pentingnya menabung. Apalagi memikirkan segera membeli rumah. Padahal, memiliki rumah sendiri seharusnya menjadi life goal yang diprioritaskan sebelum kamu berumur 40 tahun. Jika tidak, kamu menyesal nanti. Coba direnungkan, jika kita beli smartphone yang harganya lebih dari Rp 10 juta, harga jual kembalinya akan turun dari waktu ke waktu. Namun, jika membeli rumah, harga jualnya justru akan semakin mahal.

Masih ragu? Setidaknya inilah 5 alasan mengapa kamu harus punya rumah sendiri sebelum umur 40an.

1. Harga rumah terus naik dari tahun ke tahun 

Kenaikan harga rumah bisa mencapai 20 persen setiap tahunnya. Sementara kenaikan pendapatan karyawan pada umumnya per tahun tak akan sebesar itu. Seiring bertambah tahun, harga rumah semakin tidak terjangkau. Pasalnya kenaikan harga rumah tidak berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan.

Itu berarti, semakin menunda semakin sulit untuk mendapatkan rumah di masa depan. Kalaupun kamu belum memiliki dana yang cukup untuk membeli rumah secara tunai, kamu bisa memanfaatkan program KPR (Kredit Pemilikan Rumah) yang ditawarkan bank. Selain bank konvensional, kamu juga bisa mengajukan KPR ke bank syariah. Bahkan bisa pula mencicil secara bertahap ke pengembang jika ingin mendapatkan harga rumah yang lebih murah, namun dengan jangka waktu pembayaran yang lebih singkat. 

2. Mencicil di usia produktif 

Bank umumnya memberi jangka waktu cicilan selama 15-20 tahun untuk produk KPR. Membeli rumah di usia 20-30an adalah pilihan tepat dan bijak. Rata-rata orang sedang semangat-semangatnya bekerja di usia 20-40an. Ya, karena rentang usia tersebut adalah usia produktif.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, cicilan bisa terasa lebih ringan. Ketika berumur 40an, maka hutang KPR bisa lunas. Hati akan menjadi lebih tenang, dan penghasilan bisa ditabung untuk kepentingan anak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Investasi yang menjanjikan  

Seiring dengan harga tanah maupun rumah naik setiap tahunnya, berarti kamu bisa mendapatkan keuntungan berlipat dengan membeli rumah dari sekarang. Rumah juga tidak terpengaruh inflasi sehingga harganya tidak akan turun. Semakin sedikitnya lahan kosong untuk membangun rumah, harga rumah juga akan semakin meroket tajam. Pasalnya rumah adalah kebutuhan pokok manusia. Jadi bisa dikatakan tidak ada manusia yang tidak membutuhkannya.

Misal saat ini kamu membeli rumah harga Rp 300 juta, bukan tidak mungkin 10 tahun ke depan harga jualnya menjadi Rp 1 miliar. Jadi tak bisa dipungkiri selain sebagai kebutuhan, rumah juga menjadi aset yang tepat untuk investasi jangka panjang sebagai bekal di hari tua. Bisa pula diwariskan untuk anak cucu kelak.

4. Bisa dibisniskan 

Beberapa orang mungkin menunda membeli rumah karena merasa belum butuh. Pasalnya mereka masih masih lajang dan tinggal bersama orangtua. Perkara rumah jadinya dinanti-nanti saja kalau sudah menikah. Padahal walau tidak dihuni sendiri, rumah bisa dibisniskan. Dengan kata lain, kamu bisa membuatnya menjadi rumah kos atau kontrakan. Sehingga setiap bulan atau tahunnya, kamu bisa memperoleh tambahan penghasilan yang bisa pula digunakan untuk meringankan pembayaran cicilan KPR.

5. Mudah mencari jodoh 

Meski faktor datangnya jodoh itu beragam. Namun tak bisa dipungkiri untuk kamu khususnya pria lajang, rumah adalah salah satu aset yang semakin memantapkan pasangan kamu untuk segera membangun rumah tangga.

Restu calon mertua juga lebih mudah didapat. Daripada beli mobil mewah, calon mertuamu pasti lebih senang kalau kamu sudah punya rumah. Pasalnya, mereka pasti bangga kalau calon menantunya masih muda tapi sudah pintar mengatur finansial dan memikirkan masa depan.

Postingan populer dari blog ini

5 Makanan Khas ini Akan Membuat Anda Merasa Berada di Pedalaman Desa di Jawa Barat

Banyak hal yang menarik untuk ditelusuri ketika berkunjung ke daerah-daerah di Jawa Barat. Mulai dari wisata-wisata alamnya eksotis hingga ragam kulinernya yang begitu beragam. Bicara soal kuliner khas Sunda, sebut saja nasi timbel, karedok, dan gepuk sudah tak asing lagi di telinga. Pasalnya, makanan tersebut sering dijajakan di kedai makan sederhana hingga restoran yang sudah punya nama. Selain itu, sebetulnya masih banyak kuliner Sunda lain yang menarik untuk dicoba. Sayangnya, semakin banyak kuliner Sunda yang mulai langka. Terutama kuliner Sunda yang identik dengan makanan orang desa zaman dulu. Nah, kalau Anda ke rumah makan khas Sunda dan menemukan menu kuliner di bawah ini, jangan ragu untuk mencobanya terutama jika Anda penasaran seperti apa citarasa dari makanan tradisional dari pedesaan di daerah-daerah Jawa Barat. Pencok hiris  Pencok saat ini identik dengan kuliner Sunda yang berbahan dasar kacang panjang. Tapi di pedasaan-pedesaan Jawa Barat dulu, ada pencok hiri

Mau Tahu Tipe-Tipe Ukuran Apartemen dan Perbedaanya? Yuks Kita Intip

Ada sejumlah faktor yang memengaruhi harga suatu unit apartemen. Tak hanya faktor lokasi gedung apartemen berdiri, harga antara satu unit dengan unit lain di satu gedung apartemen bisa berbeda tergantung tipenya. Ya, unit apartemen itu tipenya beragam dengan ukuran serta jumlah dan rancangan ruang yang berbeda pula. Untuk Anda yang berencana memiliki apartemen, penting untuk mengetahui tipe-tipe tersebut agar tak keliru saat membeli. Langsung saja, berikut beberapa tipenya: Studio  Apartemen tipe studio sudah tak asing lagi di telinga banyak orang. Tipe ini biasanya memiliki luas antara 20 hingga 30 meter persegi. Bagian utama di dalamnya adalah kamar tidur, kamar mandi, dan dapur dengan konsep satu ruang. Tipe apartemen ini bisa dikatakan sebagai tipe apartemen terkecil sehingga harganya relatif paling murah. Alcove Dari segi ukuran, apartemen tipe alcove sama dengan tipe studio. Tapi yang membedakan adalah kebanyakan unit alcove dirancang dengan ruangan yang berbentuk

Surat-surat Kepemilikan Properti yang Penting Diketahui

Ada beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan sebelum membeli aset properti. Entah itu berupa tanah, rumah, ataupun unit apartemen. Tak cuma soal harga atau lokasi yang strategis, surat-surat kepemilikan juga perlu diperiksa secara seksama. Pasalnya, surat kepemilikan tersebut adalah bukti kepemilikan yang sah. Jangan sampai Anda terlibat masalah hingga ke ranah hukum karena ada yang mengklaim properti yang Anda beli. Pasalnya, hingga saat ini kasus sengketa properti khususnya tanah masih marak terjadi. Hak milik atas properti dibuktikan dengan adanya sertifikat resmi sehingga kepemilikannya berkedudukan kuat di mata hukum. Selain untuk kepentingan jual beli, sertifikat kepemilikan juga sangat penting untuk pembuatan izin pendirian bangunan dan sebagai jaminan kredit ketika Anda mengajukan pinjaman dana ke lembaga keuangan atau bank. Maka dari itu, penting pula untuk mengetahui jenis-jenis surat kepemilikan properti. Pasalnya, terdapat beberapa jenis surat atau sertifik